SU-30 TNI AU |
Bandingkan saja dengan Mig-29 pun, masih digolongkan sebagai pesawat tempur mutakhir ringan. Pesawat yang diproduksi oleh Rusia ini awalnya dirancang untuk mengimbangi jenis pesawat tempur buatan Amerika Serikat, antara lain :F-14 Tomcat, F-15 Eagle, F-16 Fighting Falcon, dan F/A-18 Hornet. Keunggulan secara umum adalah berfungsi sebagai interseptor dan penjelajah udara jarak jauh. Kecepatan optimalnya mencapai 2,4 mach mematahkan record F-16 yang hanya 2,1 mach. Tentu perlengkapan persenjataan yang paling handal adalah peluru kendali (rudal) anti radiasi termutakhir dan rudal udara ke darat.
Akan tetapi ditilik kebelakang pengadaan pesawat, baik itu jenis tempur, bomber dan transport mengalami pasang surut sejalan dengan perkembangan situasi politik saat itu . Perjalanan TNI Angkatan Udara sebagai sebuah angkatan perang, memang terkesan unik. Selain proses kelahirannya yang begitu singkat, yaitu sekitar tujuh bulan sejak Indonesia merdeka, alutsista yang dimiliki juga sangat sederhana. Waktu itu TNI Angkatan Udara hanya bermodalkan pesawat-pesawat bekas yang diperoleh dari rampasan tentara Jepang, seperti pesawat jenis Chureng, Nishikoreng, Guntei dan Hayabusha. Jumlah penerbang dan teknisinya pun sangat terbatas. Meskipun masih diwarnai dengan kondisi kesederhanaan dan keterbatasan, namun TNI Angkatan Udara mampu menorehkan Tinta emas dalam lembaran sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Pada tanggal 29 Juli 1947 dilakukan Operasi Udara PERTAMA yang merupakan serangan balas terhadap Agresi Militer Belanda I tanggal 21 Juli 1947 dan operasi lintas udara di Kalimantan tanggal 17 Oktober 1947.
Era tahun 50-an hadirnya pesawat-pesawat baru yang lebih modern seperti P-51 Mustang, B-25 Mitchel, C-47 Dakota, AT-16 Harvard, serta pesawat amphibi Catalina. Keberadaan pesawat-pesawat tersebut membuat TNI Angkatan Udara Selangkah lebih maju. Dengan Pesawat-pesawat tersebut TNI Angkatan Udara ikut berperan dalam berbagai operasi keamanan dalam negeri, seperti penumpasan PRRI, Permesta, RMS, DI/TII serta berbagai gangguan keamanan dalam negeri lainnya.
MIG 17 Fresco milik AURI |
1. 20 Pesawat Pemburu Super Sonic Mig-21 Fishbed
2. 30 Pesawat Pemburu Mig-15 Fagot
3. 49 pesawat tempur high-subsonic MiG-17 Fresco
4. 10 pesawat supersonic MiG-19 Farmer
5. 25 Pesawat Pembom Tu-16 Badger
OV-10 |
F-5 Tiger turut memperkuat kekuatan udara RI |
Memasuki dekade 90-an, kekuatan TNI Angkatan Udara diperhitungkan oleh angkatan udara negara-negara lain di kawasan Asia tenggara karena pada era ini TNI Angkatan Udara telah memiliki pesawat-pesawat yang modern dan canggih seperti pesawat F-5 Tiger II, A-4 Sky Hawk, Hawk MK-53, C-130 H/L Hercules, CN 235 versi militer dan maritime patrol, SA-330 Puma, Boeing 737, F-16 Fighting Falcon, Helicopter Super Puma NAS 332 dan Helicopter Latih EC-120 B Colibri, Hawk 100/200. Kondisi politik pula lah yang membuat pesawat-pesawat canggih tersebut bagaikan kehilangan kemampuannya dengan diberlakukannya embargo Spare part dari Negara-negara barat terutama Amerika.
Dengan berakhirnya perang dingin antara blok barat dan timur dan Untuk mengurangi ketergantungan Negara–negara barat Pemerintah mulai mengalihkan pengadaan pesawat ke Negara Eropa Timur terutama ke Rusia Memasuki milenium ke III, TNI Angkatan Udara melengkapi teknologi Barat yang sudah ada dengan teknologi dari Timur, yaitu dengan hadirnya pesawat Sukhoi SU-27 dan SU-30 dari Rusia Kehadirannya semakin mewarnai angkasa Indonesia dan tentunya akan memperkuat pertahanan udara nasional dalam rangka menjaga kedaulatan Negara Republik Indonesia di udara sehingga tidak ada sejengkal wilayah Indonesia dapat dimasukin pesawat asing. Semua yang diupayakan dan diusahakan TNI Angkatan Udara, tidak lain adalah guna mewujudkan angkatan udara yang handal dan mampu menghadapi setiap ancaman yang membahayakan keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Created By ARV
No comments:
Post a Comment